Jumat, 30 November 2012

Tugas KE 7



Demo Karyawan Freeport Picu Kenaikan Harga Emas

SINGAPURA - Harga emas bergerak menguat ke level tertingginya dalam dua pekan terakhir. Salah satu pemicunya adalah aksi demonstrasi besar-besaran karyawan PT Freeport Indonesia sehingga produksi tambang emasnya terhenti.
Aksi mogok kerja oleh sekira 8.000 pekerja di tambang Freeport-McMoRan Copper & Gold di Indonesia memasuki hari keempat. Produksi emas dan tembaga pun telah lumpuh di tambang yang memegang cadangan emas terbesar di dunia.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/7/2011), selain kasus demonstrasi di Freeport, faktor lainnya kekhawatiran inflasi setelah China menaikkan suku untuk waktu ketiga tahun ini.
China kembali menaikan suku bunganya kemarin, Rabu (6/7/2011). Ini adalah kenaikan ketiga kalinya pada tahun ini. Hal ini menunjukan menjinakkan inflasi tetap menjadi prioritas utama untuk negara dengan laju pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Harga emas di pasar spot mencapai level tertingginya dalam dua minggu di USD1.533,45 per ounce. Tapi sekarang, harga komoditas ini sedikit berubah menjadi USD1.526,71 per ounce. US gold GCcv1 turun tipis 0,1 persen menjadi USD1.527,20.
Produksi pertambangan PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, masih lumpuh hingga hari ini. Pertemuan SPSI karyawan Freeport bersama pihak manajemen Freeport pun masih buntu.
“Aksi mogok massal masih berlanjut. Ini disebabkan perundingan antara pihak manajemen bersama pengurus SPSI karyawan belum menemukan kesepakatan,” jelas salah seorang karyawan Freeport di Timika, Rabu (6/7/2011).
            Karyawan menuntut  manajemen mengubah perjanjian upah kerja sesuai dengan standar perusahaan yang di bawah naungan perusahaan Freeport McMoran. Karyawan mengatakan, karyawan Freeport di Timika mendapat upah rendah. Di mana selisihnya sampai USD30perjam.
            Menurut data pihak SPSI, mereka hanya dibayar USD1,5-USD3 per jam. Sementara di pertambangan milik Freeport McMoran yang lain, rata-rata dibayar sebesar USD15-USD35 per jam. (wdi)

Analisis :

Sudut Pandang Buruh : Menurut pendapat saya dari sudut pandang buruh,  jika sistem upah yang diberlakukan oleh perusahaan Freeport memang benar seperti itu, maka para karyawan Freeport berhak untuk melakukan demo tersebut. Para karyawan berhak mendapatkan upah yang layak. Sebagai pekerja tambang emas dengan upah yang kecil itu sangatlah tidak manusiawi, terlebih lagi dengan adanya perbedaan upah yang sangat tinggi dengan sistem upah antara Perusahaan Freeport Mc. Moran dengan Perusahaan Freeport di Timika yang mencapai selisih hingga USD 30 per jam. Jika perusahaan Freeport Mc. Moran rata-rata para karyawannya dibayar sebesar USD 15 – USD 35 per jam, maka di Freeport Timika para karyawan hanya dibayar USD 1,5 – USD 3 per jam. Sehingga jika para karyawan mendemo perusahaan Freeport di Timika dengan tuntutan manajemen harus mengubah perjanjian upah kerja sesuai dengan standar perusahaan yang di bawah naungan perusahaan Freeport McMoran, itu adalah hal yang wajar. Karena bagaimanapun sistem upah yang diberikan oleh perusahaan Freeport di Timika sangatlah tidak layak bagi para pekerja tambang emas.

Sudut Pandang Perusahaan : Menurut saya dari sudut pandang majikan, Perusahaan Freeport harus memberikan upah yang sesuai & layak bagi para pekerja tambang emas. Dengan adanya perbedaan upah yang besar hingga mencapai selisish USD 30 per jam itu sangatlah tidak layak bagi para pekerja tambang emas. Demi mewujudkan kesejahteraan pekerja tambang emas dan demi terciptanya suasana kerja yang enak, aman dan normal kembali, Perusahaan Freeport di Timika harus menyepakati tuntutan para pekerja. Sehingga dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak itu pula, diharapkan harga & level emas bisa kembali ke posisi yang normal.

Sudut Pandang Pemerintah : Menurut saya dari sudut pandang pemerintah, sebaiknya pemerintah harus lebih mengawasi dengan teliti & selektif dalam sistem perupahan yang akan diberikan oleh pihak investor asing dan domestik, perusahaan swasta maupun milik pemerintah. Demi terciptanya etos kerja yang baik & demi terciptanya suasana kerja yang aman dan nyaman. Selain itu, dengan standart sistem perupahan yang baik diharapkan tidak ada lagi terjadinya demo besar-besaran dan aksi mogok kerja massal yang mengakibatkan harga suatu barang maupun jasa menjadi melambung tinggi hingga menyebabkan inflasi. Sehingga pemerintah harus lebih selektif lagi dalam memberikan dan mengawasi sistem perupahan di Indonesia.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar